Sahabat Ummi, kekerasan seksual yang marak terjadi di kalangan anak-anak tentunya membuat semua orangtua merasa resah dan khawatir. Perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus kekerasan seksual cukup tinggi di antara berbagai negara lainnya di dunia. Tindakan jahat ini dapat terjadi di lingkungan manapun selama ada kesempatan bagi para pelaku dan tanpa sepengetahuan si anak bahwa dirinya sedang mengalami kekerasan seksual dengan lawan bicara atau orang asing di sekitarnya, oleh karena itu orangtua perlu melatih dan memberikan beberapa arahan pada anak tentang ‘kekerasan seksual’. Bagaimana caranya? simak 10 cara berikut dari pemaparan Childmind Institute:
1. Berbicara mengenai anggota tubuh sedini mungkin
Gunakan pilihan bahasa yang baik untuk membicarakan soal bagian tubuh pada anak, atau latihlah anak-anak untuk mengenal nama-nama sebenarnya anggota tubuh mereka. Beberapa orangtua sulit untuk mengatakan kata ‘vagina’ dalam rangka memperkenalkan anggota tubuh pada anak dan cenderung menggunakan kata ‘bagian bawah’. Lebih baik gunakan penyebutan nama anggota tubuh dengan kata yang sebenarnya agar dapat membantu sang anak berbicara lebih jelas jika suatu saat nanti sesuatu yang janggal atau tidak beres terjadi.
2. Katakan pada anak bahwa anggota tubuh mereka adalah sebuah privasi
Katakan pada anak bahwa bagian-bagian privat disebut “privasi” karena anggota tubuh mereka bukan untuk dilihat semua orang. Jelaskan bahwa Ibu dan Ayah dapat melihat buah hati mereka tidak mengenakan pakaian, akan tetapi orang-orang di luar sana hanya dapat melihat mereka dalam balutan busana. Jelaskan juga bagaimana seorang dokter diijinkan melihat bagian tubuh mereka tanpa berpakaian karena orangtua berada di samping mereka dan apa yang dilakukan oleh dokter adalah untuk memeriksa bagian tubuh yang sakit atau luka.
3. Katakan pada buah hati tentang batasan tubuh
Katakan pada anak secara terang-terangan bahwa tidak ada satupun yang bisa menyentuh area privasi mereka dan tidak ada satupun yang boleh meminta mereka (anak) untuk menyentuh anggota tubuh pribadi lainnya. Orangtua sering lupa bagian kedua dari pernyataan ini. Kekerasan seksual sering diawali dari para pelaku yang meminta anak-anak untuk menyentuh mereka atau orang lain.
4. Katakan pada anak bahwa diam-diam menyembunyikan ‘rahasia tubuh’ tidak baik
Hampir semua pelaku akan memberitahu pada anak untuk menyimpan rapat-rapat perlakuan mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui cara-cara yang lebih ramah dan halus seperti “aku suka bermain denganmu, tetapi jika kamu mengatakan pada semua orang apa yang telah kita mainkan, mereka tidak akan membiarkanku menemuimu lagi.” Atau dapat melalui perlakuan seperti ini “Ini adalah rahasia kita. Jika kamu mengatakan pada semua orang aku akan mengatakan pada mereka bahwa ini semua adalah idemu dan kamu akan mendapatkan masalah besar!”. Katakan pada buah hati bahwa apapun yang orang katakan pada mereka, menyembunyikan ‘rahasia tubuh’ tidak baik dan mereka seharusnya selalu memberitahu orangtua jika seseorang telah mencoba untuk mengancam mereka.
5. Katakan pada anak bahwa tidak ada satupun yang dapat mengambil gambar bagian privasi mereka
Ini merupakan salah satu yang sering dilewatkan oleh orangtua. Sebagian besar seluruh pelaku pedhofilia suka mengambil gambar dan memperjualbelikan foto telanjang anak-anak di media online. Hal ini merupakan wabah dan wabah tersebut sama saja menyeret anak pada sebuah risiko yang nantinya akan dihadapi oleh anak dan orangtua. Katakan pada anak bahwa tidak ada satupun yang boleh mengambil foto-foto bagian privasi mereka.
6. Katakan pada anak bagaimana caranya keluar dari situasi yang menakutkan
Beberapa anak merasa tidak nyaman atau dalam bahasa jawa “pekewuh” mengatakan “tidak” pada oranglain, terutama pada orang dewasa atau yang lebih tua. Katakan pada anak bahwa tidak masalah mengatakan pada orang dewasa bahwa mereka harus pergi jika sesuatu terasa janggal terjadi. Katakan pada anak bahwa jika seseorang ingin melihat atau menyentuh area privasi mereka (anak) maka dapat memberitatahu pada orang dewasa bahwa mereka harus segera pergi.
7. Memiliki ‘kode rahasia dalam bentuk kata’ dengan anak saat mereka dalam kondisi tidak aman atau ingin dijemput
Sebagai anak yang sedikit beranjak dewasa, orangtua dapat memberikan sebuah ‘kode rahasia’ dalam bentuk kata ketika mereka merasa tidak aman. Hal ini dapat digunakan di rumah ketika ada tamu atau ketika mereka sedang berada di taman atau di luar rumah.
8. Katakan pada anak bahwa mengatakan ‘hal yang sebenarnya’ tidak akan membuat mereka dalam masalah
Anak-anak cenderung merahasikan sesuatu dari orangtua karena mereka mengira akan mendapat masalah yang besar. Hal ini sering digunakan oleh para pelaku sebagai senjata. Katakan pada anak bahwa apapun yang terjadi, ketika mereka memberitahu oragtua mengenai hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan tubuh atau rahasia tubuh, mereka TIDAK akan mendapatkan masalah.
9. Katakan pada anak bahwa sentuhan tubuh bisa jadi ‘menggelikan’ atau ‘sebaliknya’
Banyak para orangtua dan buku-buku yang beredar berbicara mengenai “sentuhan yang baik dan sentuhan yang buruk”, akan tetapi hal ini bisa membingungkan karena sentuhan-sentuhan semacam ini tidak melukai. Katakan pada anak sejeas-jelasnya tentang ‘rahasia sentuhan’ dibandingkan ‘baik atau buruknya sentuhan’ karena penggunaan kata tersebut lebih akurat untuk melukiskan apa yang mungkin bisa terjadi.
10. Katakan pada anak bahwa peraturan semacam ini berlaku buat orang-orang yang dikenal dan untuk anak lain
Hal ini adalah bagian paling penting untuk didiskusikan dengan anak. Ketika orangtua menanyakan pada anak “bagaimanakah gambaran seorang laki-laki yang tidak baik” maka mereka akan menjelaskannya dengan sebuah karakter penjahat dalam kartun. Orangtua, terutama ibu dapat mengatakan sesuatu seperti “Ibu dan Ayah mungkin akan menyentuh bagian privasi tubuhmu ketika akan memandikanmu atau jika kamu perlu diberikan salep atau obat kulit, akan tetapi tidak ada orang lain yang boleh menyentuhmu. Tidak untuk teman-temanmu, bibi atau pamanmu, atau bahkan tidak juga dengan guru atau pelatihmu. Bahkan jika kamu menyukai mereka atau berpikir bahwa mereka memberikan perintah, maka mereka tetap tidak diperbolehkan menyentuh area privasimu.”
Foto ilustrasi: google
Sumber : http://www.ummi-online.com/gunakan-10-cara-berikut-untuk-melatih-anak-menghindari-kekerasan-seksual.html