Hasil Focus Discussion yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki beberapa waktu lalu terkait tema “mengajar Dengan cara Beda”, kita sepakat bahwa tidak ada satupun metoda yang pas untuk semua kondisi pembelajaran. Metoda, cara, pendekatan maupun model, mungkin tepat untuk suatu kondisi, atau mungkin siatu keompetensi tetapi bisa saja menjadi tidak tepat pada kondisi maupun kompetensi lainnya.
Partisipan juga sepakat, bahwa untuk menjadikan peserta didik bisa dengan senang mengikuti dana pada akhirnya menguasai kompetensi tertentu dari sebuah pembelajaran kunci pertamanya adalah kita dapat masuk ke dunia peserta didik dengan memanfaatkan berbagai pendekatan yang sesuai dengan dunianya. Media puisi dapat menjadi salah satu alternatif dalam proses pembelajaran tersebut.
Perhatikan puisi penulis berjudul Geliat DNA (Magnum Thesum) yang dipublikasikan beberapa waktu lalu di Kompasiana berikut :
(MAGNUM THESUM)
Cahaya mengembara disetiap sella dada. bertanya pada mitokhondria adakah elan vital disana ? menelusuri tiap retikuli dan mengeja detak kehidupan dalam bahasa RNA. Merajut keperkasaan manusia dalam geliat DNA sesuai sabda-NYa. Robbanaa maa kholaqta haadzaa batjilaa.
Sabda menjelma nama-nama. Melalui diskusi surga, manusia bertahta sebagai khalifah dunia, dimana dalam genggamannya lautan mengalunkan ombaknya. Gunung menumpahkan keluhannya dan daratan rindu sentuhan cintanya. Sementara itu angin wahyu membimbingnya menuju pintu surga.
Kemuliaan manusia ada disini, dalam dada ini, untuk tulus menapaki jalan mendaki, dan menjauhi jurang terlarang. Sementara kualitasnya tergantung ketulusan berbagi embun pagi, menabur kehangatan mentari, dan keharuman melati di setiap relung hati. Bagai pepohonan yang rindang memberi kesejukan, menyediakan kelezatan bagi alam, dan memberi gairah bagi kumbang kumbang.
Menyampaikan berbagai hal yang terkait dengan kontens biologi maupun pembelajaran biologi melalui puisi itulah yang penulis sebut sebagai Biopuitika.
Dengan demikian yang dimaksud dengan Biopuitka adalah menyampaikan konten dan pembelajaran biologi dalam segala level organisasi makhluk hidup, dari molekul, sel, jaringan, organ sistem, organisme, populasi, ekosistem maupun biosfer melalui media pusi. Sebagai contoh puisi tentang sel sebagai berikut :
ORGANELA
Mereka tidak dapat melaluinya begitu saja
Liku dan laipsan membran akan menyeleksinya mela ju disana
Membran berlapis dua, dengan strukttur kimia beraneka
menjadikannya pelindung organela di dalamnya
Dia berliku, ada yang halus, smooth,
ada yang bertabur ribosoma,
Dia penghubung antara Sitoplasma dan Inti sebagai pust degup sel hidup !
Sementara mitokhondria,
adalah pabrik tenaga dimana pernafasan sel terjadi seksama
Sebagai organela berkista ganda,
Mitokhondria memastikan tenaga itu ada.
Media pusi untuk pembelajaran biologi, dapat memberikan beberapa keuntungan diantaranya, selain konten tersampaikan, juga ada bebarapa kompetensi maupun jenis kecerdasan yang dikembangkan. Beberapa jenis kecerdasan itu adalah ;
1. Kecerdasan verbal
Melalui latihan pembuatan puisi yang sudah pasti harus memilih kata, secara otomatis kecerdasan verbal siswa dikembangkan. Berkembangnya kecerdasan verbal ini tentunya akan meningkatkan kecerdasan umum.
2. Kecerdasan Emosi
Puisi dengan kartakteristik keharusan penghayatan akan makna yang dikandungnya, akan merangsang siswa mengembangkan kecerdasan emosinya dalam mengekresikan pusi biologinya. Peserta didik dibiasakan untuk “nalar”, menggunakan Emphati dalam aktivitas berbiopuitika.
3. Kecerdasan Spiritual
Melalui perenungan imajinasi akan ciptaan allah, dan terus dimediasi untuk sadar pada nilai-nilai keagungan Tuhan melalui ciptaannya, peserta didik dikondisikan mengembangkan kecerdasan spiritualnya untuk dapat mencipta atau memahami puisi biologi tersebut.
4. Kecerdasan Sosial dan Kinestesis
Akan semakin mengembangkan kecerdasan lebih luas ketika puis-puisi biologi dapat diteaterisasi bersama dengan dramaturgi didalamnya. Para peserta didik dapat berkolaborasi, dan bekerjasa sama dalam gerak yang tertata, spontan maupun kombinasis keduanya. Aktivitas ini tentu akan mampu mengembangkan kecerdasan sosial (kerjasama, harmoni dll), kecerdasan kinestesis (psikomnotor), Emosi dll.
Dengan demikian Biopuitika dapat dijadikan salah satu metoda pembelajaran Biologi dengan tujuan mengembangkan berbagai kecerdasan maupun kompetensi. Mudah-mudahan ada manfaatnya. Bagi yang membutuhkan konsultasi, kami siap berbagi untuk Indonesia Pintar.
Sumber : http://edukasi.kompasiana.com/2014/10/29/biopuitika–688338.html
—————————————————-
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Anugerah Insani
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Anugerah Insani
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPI) Anugerah Insani
Jalan Raya Pemda Bojong Depok Baru III
Karadenan, Cibinong – Bogor.
Telp. (0251) 7160243 / (021) 87927414