Begini Cara Jitu Menegur Anak yang Berbohong

Begini Cara Jitu Menegur Anak yang Berbohong

Begini Cara Jitu Menegur Anak yang Berbohong
Begini Cara Jitu Menegur Anak yang Berbohong

“Ini smartphone siapa..?” Bu Iin bertanya kepada Lina, anaknya, yang hanya diam termangu. Dengan wajah pucat, Lina menjawab  tergagap, “Hmm… ini punya kawanku, aku dititipkan, dan aku… lupa mengembalikan…”

Sebagai ibu, Bu Iin bisa merasakan tanda-tanda kebingungan dan kegelisahan pada anaknya, sekaligus menyadari bahwa Lina telah berdusta dan menyembunyikan sesuatu. Namun, Bu Iin sangat bijaksana. Ia tidak memaksa Lina untuk mengakuinya. Tanpa berkata apa-apa, Bu Iin menyerahkan ponsel pintar yang masih terlihat baru itu. Seraya gemetar, Lina mengambilnya. Ponsel berwarna putih dan dilapis casing merah muda itu cukup mahal untuk anak seusia Lina yang masih duduk di kelas 6 SD.

Lina tampak merasa bersalah karena sudah membohongi ibunya yang sangat pengertian dan baik hati. Meski ibunya diam saja, tidak menuduh, tidak marah atau menyerang dengan kalimat yang menyakitkan, Lina yakin ibunya pasti sudah tahu hal yang sebenarnya.

Setelah menyimpan ponsel pintarnya di laci lemari dan menenangkan diri, Lina berencana mengakui perbuatannya. Ponsel pintar itu dibelinya dari uang yang ia kumpulkan sendiri, juga dari angpau yang ia minta kepada tante dan neneknya saat Lebaran kemarin. Lina memang ingin sekali memiliki smartphone, namun ia tahu ayah ibunya tidak akan memenuhi keinginannya itu. Selain harganya sangat mahal, beberapa bulan lagi Lina akan mengikuti ujian akhir. Mereka khawatir Lina akan bermain terus dengan ponsel pintarnya itu.

“Lina mau smartphone ini?” Bu Iin bertanya hati-hati, saat menerima ponsel itu dari tangan Lina.

“Ibu tahu ini bukan punya Lina…?” tanya Lina takut-takut, tanpa memandang wajah ibunya.

“Ibu tidak tahu, ini punya Lina atau bukan. Karena setahu Ibu, Lina tidak pernah minta dibelikan. Ibu dan Ayah juga belum pernah membelikan smartphone seperti ini karena belum waktunya,” jawab Bu Iin enteng.

Lina pun terisak. Ia mengakui kesalahannya dan berjanji untuk memberitahu ibunya jika dia menginginkan sesuatu, serta minta izin bila akan membeli sesuatu.

Ternyata teguran yang lembut sungguh sangat efektif bagi seorang anak bila ia berbuat kesalahan. Teguran yang penuh kekerasan, menyakitkan, dan teriakan, serta tuduhan malah akan membuat anak merasa benci dan membuat benteng dalam dirinya. Bukannya mendapat penyelesaian yang baik, bisa-bisa terjadi perang dingin dan ketidaknyamanan antara ibu dan anak.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (QS Ali Imran [3]: 159)

Sumber : http://www.ummi-online.com/begini-cara-jitu-menegur-anak-yang-berbohong.html

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *