10 Alternatif Jawaban untuk Si Kecil tentang Allah itu Ada

10 Alternatif Jawaban untuk Si Kecil tentang Allah itu Ada

10 Alternatif Jawaban untuk Si Kecil tentang Allah itu Ada
10 Alternatif Jawaban untuk Si Kecil tentang Allah itu Ada

Sahabat Ummi., sebagai orangtua tentu saja kita akan dihadapkan pada sejumlah pertanyaan logis dan non logis dari anak kita. Kadang mebuat kita pusing luar biasa. Menanyakan bentuk hal-hal yang non logis membuat kita harus berpikir ekstra. Karena anak kita tidak mau tahu, pokoknya jawabanya harus logis, logis dan logis. Kalau tidak logis artinya tidak bisa di terima oleh nalar anak. Namun di sisi lain, kalau pertanyaan tauhid membuat kita bingung juga dalam menjelaskannya. Karena penjelasan tauhid hanya bisa di terima dengan iman. Dengan kepercayaan terhadap sesuatu yang non logis.

Baiklah, siap tidak siap kita sebagai orangtua harus punya alternatif jawaban yang logis tentang Tuhan kita. Untuk anak-anak kita. Agar kelak anak kita adalah anak yang benar-benar percaya bahwa Tuhan itu ada. Anak kita benar-benar yakin kalau Allah itu benar adanya, dan kita bisa membuat alternatif jawaban logis untuk anak-anak kita.

Jika anak kita bertanya, “Ummi, Serius deh, Tuhan itu beneran ada enggak sih? Kalau ada, ehm… buktinya apa hayooo.”

Dan ini adalah 10 jawaban alternatif untuk pertanyaan si kecil diatas.

1. Kitab Suci Al-Qur’an

Sahabat Ummi. Kita bisa menjelaskan kepada si kecil bahwa bukti Allah itu ada, salah satunya adanya Al-Quranul Karim. Al-Quran yang mulia, Al-Quran yang terjaga. Bisa juga kita menjelaskan bahwa sampai kapanpun. Al-Quran tidak akan bisa berubah-ubah. Tetap segitu, suratnya tetap 114 surat. Dan tetap 30 juz adanya.

Tidak akan ada yang bisa merubah, tidak akan ada yang bisa berani merevisi isinya. Karena bukti Allah itu benar-benar ada dan menjaga kitab suci tersebut. Bahkan ketika Al-Qur’an salah ketik, Al-Qur’an salah cetak pun bakalan mudah terdeteksi kesalahannya. Karena sekali lagi Al Qur’an memang sudah terjaga. Salah satu orang mulia yang ikut serta menjaga Al-Qur’an adalah para penghafal Qur’an yang sering di sebut Hafidz dan Hafidzoh.

2. Perumpamaan telinga kita

Kita juga bisa membuat perumpaan logis seperti anak memegang telinganya. Untuk apa? untuk menjelaskan kepada si kecil. Hei, rasakanlah, peganglah, rabalah. “Telingamu itu ada, kan?” Dan kita tidak bisa melihat telinga kita sendiri tanpa bantuan cermin.

Begitupun dengan Allah Tuhan kita. Allah itu ada dan dia tidak terlihat. Dia bisa kita rasakan, dengan bantuan apa? Hah bantuan cermin? Bukan, bukan, bukan. Tapi kita bisa merasakan kehadiran Allah dengan bantuan iman kita. Dengan bantuan hati kita untuk percaya keberadaanya.

3. Alam jagat raya

Sahabat Ummi, kita juga bisa menjelaskan bukti adanya Allah adalah dengan memperlihatkan ciptaan Allah yaitu alam jagat raya ini. Siapa sih yang bisa, siapa sih yang mampu membuat alam sebesar ini? Manusia? Tidak akan bisa, bahkan ketika manusia mereklamasi lautan menjadi lahan tanah yang luas pun bisa di batasi dengan jumlah hektar. Dan yakin tak seluas alam jagat raya ini. Gunung menjulang tinggi, matahari yang menyinari, tanah yang menyuburkan, air yang menyegarkan dan pohon-pohon yang menyejukan.

Apakah semua itu bisa diciptakan oleh manusia? tnggak akan bisa. Dan apakah semua keajaiban alam raya ini tanpa ada penciptannya? Jadi bim salabim sendiri? Tidak mungkin. Bahkan sekecil layangan pun ada yang menciptakanya. Masa siiih alam jagat raya ini enggak ada yang menciptakanya? Pasti ada yang menciptakanya. Dan dia Maha Hebat. Siapakah dia? Jelas dong Allah SWT.

4. Perumpaan oksigen

Anak kita sudah faham betul dengan oksigen. Baiklah, kita bisa menjelaskan terlebih dahulu kepada anak kita keajaiban oksigen yang bisa membantu pernapasan kita. Dan kita bisa sampaikan bahwa oksigen itu ada, namun apakah oksigen terlihat? Jawabanya tidak tidak terlihat. Maka, kita bisa menyambungkan pembahasan oksigen bahwa Allah juga tidak terlihat. Tapi ada. Dan jika oksigen membantu pernapasan kita, memperpanjang jalan hidup kita. Maka, yakinlah bahwa Allah SWT lebih banyak mengucurkan anugerah, nikmat, rizkinya kepada kita di bandingkan dengan ujiannya.

5. Cerita si tukang mebel

Kita juga bisa mengambil perumpamaan yang logis semisal mengajukan pertanyaan. “Hai Nak. Lihat meja itu, lihat lah kursi itu, lihatlah ranjang itu, lihatlah meja belajarmu, lihatlah rak TV itu. Semuanya siapa sih yang membuatnya?”

Dan kemudian si kecil akan menjawab. “Ya tukang kayu, laaah.”

Maka bisa kita menjelaskan korelasinya bahwa… jika meja, kursi, ranjang, tempat TV saja ada yang menciptakanya. Masa siiih, diri kita, alam raya, oksigen dan semuanya ujug-ujug ada dengan sendirinya. Pasti ada sang pencipta. Yaitu Allah SWT.

6. Penciptaan manusia

Sahabat Ummi, kita juga bisa menjelaskan kepada si kecil tentang penciptaan manusia yang rumit. Yang awalnya si dede bayi dalam kandungan tanpa pentilasi udara dalam perut ummi tapi bisa bernafas, kemudian lahir dengan tubuh yang penuh keajaiban seperti aliran darah, cara kerja otak, gerakan jari, kulit yang tipis, tulang yang bisa menahan beban dan segala keajaiban penciptaan manusia dengan segala kelebihanya. Dan tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang bisa membuatnya.

Manusia hanya bisa bikin robot yang mirip manusia. Manusia hanya bisa bikin teknologi yang ada masa kadaluarsanya. Dan satu lagi, kalaupun manusia bisa membuat robot persiis dengan manusia. Tapi, manusia tidak ada bisa memberikan nyawa. Siapakah yang Maha Hebat. Yang bisa memberikan nyawa. Hanya Allah SWT yang Maha segalanya.

7. Perumpaan rasa sakit

Perumpaan rasa sakit. Kita bisa menanyakan. “Hai Nak, sakit kepala itu keliatan tidak sih? Sakit gigi itu keliahatan enggak sih?”

Kepalanya memang keliatan, giginya memang kelihatan. Tapi sakitnya? Tetep enggak kelihatan.

Kepala yang sedang sakit, dengan kepala yang tidak sakit bentuknya sama saja, kan? Gigi yang sakit dan gigi yang sehat, bentuknya sama saja, kan? Karena rasa sakit memang tidak terlihat tapi bisa di rasakan.

Begitupun dengan Allah, jika Allah tidak terlihat tak apalah… yang penting Allah bisa kita rasakan kehadirannya. Karena sesungguhnya, Allah itu memang nyata adanya.

8. Doa-doa yang makbul

Kita bisa menjelaskan kepada si kecil. Bahwa jika kita punya keinginan, maka berdoalah. Kenapa kita harus berdoa? Karena kita punya Tuhan. Karena kita punya Allah yang bisa menjadi sandaran dalam segala keinginan kita. Banyak keajaiban-keajaiban yang bisa terjadi melalui doa-doa yang tulus. Banyak kejaiban-keajaiban melalui doa-doa yang terkabulkan oleh Allah.

Seperti kita berdoa ingin punya sepeda, namun orangtua kita tidak memiliki uang untuk membelinya. Berdoalah, karena dengan berdoa maka Allah akan mengabulkan doanya melalui jalan lain. Misalnya, tiba-tiba ada hadiah sepedah dari paman. Bisa saja terjadi kan? Karena mengabulkan doa bagi Allah itu mudah. Sangat mudah.

Dan jika kita percaya akan kekuatan doa-doa yang makbul. Maka kita juga harus percaya dong, kalau yang mengabulkan doa itu ada. Percaya dong Allah itu jelas-jelas ada. Deal ya. hehehehehe.

Nah, berkaitan dengan doa. Kita juga bisa menjelaskan kepada si kecil tentang doa doa yang terkabul dan doa yang tidak terkabul. Alasan doa terkabul, mungkin Allah menjawab dengan jawaban yang lain melalui rezeki yang lain, melalui kenikmatan yang lain. Atau, bisa juga mungkin doanya kurang khusyu? Mungkin ada penghalang doa kita terhadap Allah? Ya, kita bisa sambil menjelaskan hal hal yang menghalangi terkabulnya doa. Salah satunya kemarahan orang tua kepada anaknya. Wah, jadi seru ya kalau membahas keajaiban doa dengan si kecil.

9. Musibah dan panggilan hati

Sahabat Ummi, kita bisa menambahkan jawaban yang tertulis dalam buka La Tahzan seperti yang ustadz Aidh Al- Qarni tulis dalam bukunya.

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung dan angin bertiup kencang menerjang. Semua penumpang kapal akan panik dan menyeru : “Ya Allah.”

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan kafilah bingung menentukan arah perjalannya mereka menyeru : “Ya Allah.”

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, tragedi terjadi mereka yang tertimpa akan berseru : “Ya Allah.”

Ini bisa kita jelaskan dengan bahasa sederhana jika si kecil masih belum konek dengan bahasa-bahasa langit hehehehe. Kita bisa menyampaikan kepada anak kita. Lihatlah nak. Lihatlah kejadian  saat kita tersesat, saat ada gempa bumi, saat hujan badai, saat ada kilat petir menyambar. Pasti kita akan menyeru : “Ya Allah…”

Pasti kita akan merintih dengan penuh ketakutan. Dan Allah adalah panggilan pertama kita.

Kenapa kita sebut-sebut Allah itu? Karena pada hakikatnya hati kita mengakui kalau Allah itu ada di hati-hati kita. Karena pada hakikatnya kita butuh akan keberadaan Allah dan tentu saja karena pada hakikatnya Allah itu memang nyata benar adanya.

10. Sifat Allah

Alternatif jawabanya kita bisa menjelaskan kalau Allah itu mempunyai sifat wujud, dan itu artinya ada dan Allah juga mempunyai sifat-sifat yang lain salah satunya bahwa Allah itu berbeda dengan makhluknya atau di sebut dengan Mukhalafatu lilhawadisi. Makanya Allah enggak kelihatan, makanya Allah enggak bisa di ajak main di taman. Karena Allah itu berbeda dengan makhluknya. Jika orang tua kita baik, maka yakinlah Allah Maha Baik. Sampai kapanpun kita tidak bisa menyamakan benda-benda dengan Allah. Karena sekali lagi, Allah itu berbeda dengan makhluknya.

Foto ilustrasi: google

Sumber : http://www.ummi-online.com/10-alternatif-jawaban-untuk-si-kecil-tentang-allah-itu-ada.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *